Sosiologi Pedesaan merupakan suatu
cabang sosiologi yang mempelajari gejala sosial di pedesaan, berawal dari kata
desa maka pengertian desa harus terlebih dahulu di pahami karena objek bagian
dari ilmu sosiologi pedesaan adalah desa. Menurut Undang-undang No. 5 Tahun
1979 Tentang pemerintah daerah Desa adalah suatu wilayah yang ditempati oleh
sejumlah penduduk sebagai kesatuan masyarakat hukum, yang mempunyai organisasi
pemerintahan terendah, langsung di bawah camat dan berhak menyelenggarakan
rumah tangganya sendiri dalam ikatan negara kesatuan Republik Indonesia.
Pengertian desa adalah suatu kesatuan hukum dimana bertempat tinggal suatu
masyarakat yang berkuasa mengadakan pemerintahan sendiri (Sutardjo
Kartohadikusumo)
C.S. Kansil, Desa adalah suatu
wilayah yang ditempati oleh sejumlah penduduk sebagai kesatuan masyarakat
termasuk di dalamnya kesatuan masyarakat hukum yang mempunyai organisasi
pemerntahan terendah langsung dibawah camat dan berhak menyelenggarakan rumah
tangganya sendiri dalam ikatan Negara Kesatuan Republik Indonesia
Sedangkan sosiologi pedesaan, banyak
sekali ahli mengemukakan definisi sosiologi pedesaan dengan segala kelebihan
dan kelemahannya masing-masing. Merupakan suatu cabang sosiologi yang
mempelajari gejala sosial di pedesaan sedangkan menurut beberapa ahli, Menurut
T. Lynn Smith dan Paul E. Zapt sosiologi pedesaan adalah kumpulan pengetahuan
yang telah disistematisasi yang dihasilkan lewat penerapan metode ilmiah ke
dalam studi tentang masyarakat pedesaan, struktur organisasinya,
proses-prosesnya, sistem sosialnya yang pokok dan perubahan-perubahannya
(Rahardjo, 1999).
Priyotamtomo (2001) sosiologi
pedesaan merupakan suatu studi yang melukiskan hubungan manusia di dalam dan
antar kelompok yang ada di lingkungan pedesaan. Pengertian “pedesaan” mencakup
wilayah yang disebut “rural” dibedakan dengan “urban”. Secara lengkap pedesaan
diartikan sebagai kawasan tempat tinggal dan kerja yang secara jelas dapat
dipisahkan dari kawasan yang lain yang disebut “kota
Smith dan Zopt (1970) melahirkan Sosiologi Pedesaan dan melahirkan definisi Ilmu yang mengkaji hubungan anggota masyarakat di dalam dan antara kelompok kelompokdilingkungan pedesaan Rogers Ilmu yang mempelajari fenomena masyarakat dalam setting pedesaan
Smith dan Zopt (1970) melahirkan Sosiologi Pedesaan dan melahirkan definisi Ilmu yang mengkaji hubungan anggota masyarakat di dalam dan antara kelompok kelompokdilingkungan pedesaan Rogers Ilmu yang mempelajari fenomena masyarakat dalam setting pedesaan
Berbeda sosiolog telah
mendefinisikan sosiologi pedesaan dalam berbagai cara. Beberapa definisi dapat
dipelajari di sini.
1. Sanderson mengatakan bahwa
"adalah sosiologi pedesaan sosiologi pedesaan hidup di lingkungan
pedesaan".
2. Bertand mengatakan bahwa dalam
arti luas, "sosiologi pedesaan adalah studi tentang hubungan manusia dalam
lingkungan pedesaan".
3. F. Stuard Chapin mendefinisikan
sosiologi pedesaan sebagai berikut: "sosiologi pedesaan yang hidup adalah
studi tentang penduduk pedesaan, organisasi sosial pedesaan dan proses-proses
sosial komparatif, dalam masyarakat pedesaan".
4. AR Desai mengatakan bahwa "
sosiologi pedesaan adalah ilmu masyarakat pedesaan ... Ini adalah ilmu tentang
hukum perkembangan masyarakat pedesaan".
Hal ini jelas dari definisi yang
disebutkan di atas bahwa studi sosiologi pedesaan interaksi sosial, aktivitas
dan lembaga-lembaga dan perubahan sosial yang terjadi di masyarakat pedesaan.
Ini studi pedesaan organisasi sosial, struktur dan mensetup. Memberikan kita
bahwa pengetahuan tentang fenomena sosial pedesaan
"Sosiologi adalah studi tentang
kehidupan sosial manusia, kelompok dan masyarakat. Hal ini yang memukau dan
menarik perusahaan, karena sebagai subyek perilaku kita sendiri sebagai makhluk
sosial. Ruang lingkup sosiologi sangat luas, mulai dari analisis lewat
pertemuan antara individu di jalan sampai penyelidikan di seluruh dunia proses
sosial ". Anthony Giddens ( "Sosiologi", 1989)
Ada pendapat yang selalu menekankan
bahwa desa dianggap sebagai desa pertanian, padahal pada kenyataan ada juga
desa yang nonpertanian.Definisi lain masih menggambarkan
desa dengan ideal yang artinya desa secara eksplisit berbeda dengan kota.
Dengan banyaknya faktor-faktor eksternal yang masuk dan mempengaruhi kehidupan
desa maka dapat dikatakan bahwa komunitas desa mulai berkembang ke arah
komunitas kota, di mana adat-istiadat, tradisi atau pola kebudayaan tradisional
desa mengalami proses perubahan.
Howard Newby mengatakan bahwa dalam
mempelajari sosiologi pedesaan hendaknya diarahkan pada studi tentang adaptasi
masyarakat desa terhadap pengaruh-pengaruh kapitalisme modern yang masuk ke
desa.
Arti Desa menurut beberapa tokoh[1]
Desa adalah suatu kesatuan hukum
dimana bertempat tinggal suatu masyarakat yang berkuasa mengadakan pemerintahan
sendiri.
Desa adalah suatu wilayah yang
ditempati oleh sejumlah penduduk sebagai kesatuan masyarakat termasuk di
dalamnya kesatuan masyarakat hukum yang mempunyai organisasi pemerntahan
terendah langsung dibawah camat dan berhak menyelenggarakan rumah tangganya
sendiri dalam ikatan Negara Kesatuan Republik Indonesia
3. Menurut
Bintarto
Desa merupakan perwujudan atau
kesatuan geografi, sosial, ekonomi, politik, dan kultural yang terdapat di
situ(suatu daerah) dalam hubungannya dan pengaruhnya secara timbal-balik dengan
daerah lain.
4.
Paul H. Landis
Desa adalah penduduknya kurang dari 2.500 jiwa. Dengan ciri
ciri sebagai berikut :
a. Mempunyai pergaulan hidup yang saling kenal mengenal
antara ribuan jiwa.
b. Ada pertalian perasaan yang sama tentang kesukaan
terhadap kebiasaan.
c. Cara berusaha (ekonomi) adalah agraris yang paling umum
yang sangat dipengaruhi alam seperti: iklim, keadaan, alam, kekayaan alam,
sedangkan pekerjaan yang bukan agraris adalah bersifat sambilan.
d. Sistem kehidupannya berkelompok
e. Termasuk kedalam masyarakat homogen dalam hal mata
pencaharian, agama, adat-istiadat
f. Homogenitas Sosial
g. Hubungan primer
h. Kontrol sosial yang ketat
i. Gotong-royong
j. Ikatan sosial
k. Magis religius
Ø Dari beberapa
pengertian tentang desa diatas, kita bisa menyimpulkan bahwa Desa adalah sebuah
wilayah yang ditempati sejumlah penduduk yang daerahnya masih dipenuhi oleh
pepohonan dan lahan kosong, dan kekerabatan diantara penduduknya sangat erat
dimana penduduknya memiliki sistem pemerintahan sendiri.
Ø Ciri-ciri
Masyarakat desa (karakteristik)
Talcot Parsons menggambarkan masyarakat
desa sebagai masyarakat tradisional (Gemeinschaft) yang mebngenal
ciri-ciri sebagai berikut [3]
:
a. Afektifitas ada
hubungannya dengan perasaan kasih sayang, cinta , kesetiaan dan kemesraan.
Perwujudannya dalam sikap dan perbuatan tolong menolong, menyatakan simpati
terhadap musibah yang diderita orang lain dan menolongnya tanpa pamrih.
b. Orientasi kolektif sifat ini
merupakan konsekuensi dari Afektifitas, yaitu mereka mementingkan kebersamaan ,
tidak suka menonjolkan diri, tidak suka akan orang yang berbeda pendapat,
intinya semua harus memperlihatkan keseragaman persamaan.
c. Partikularisme pada dasarnya
adalah semua hal yang ada hubungannya dengan keberlakuan khusus untuk suatu
tempat atau daerah tertentu. Perasaan subyektif, perasaan kebersamaan
sesungguhnya yang hanya berlaku untuk kelompok tertentu saja.(lawannya
Universalisme)
d. Askripsi yaitu berhubungan dengan mutu atau
sifat khusus yang tidak diperoleh berdasarkan suatu usaha yang tidak disengaja,
tetapi merupakan suatu keadaan yang sudah merupakan kebiasaan atau
keturunan.(lawanya prestasi).
e. Kekabaran (diffuseness).
Sesuatu yang tidak jelas terutama dalam hubungan antara pribadi tanpa
ketegasan yang dinyatakan eksplisit. Masyarakat desa menggunakan bahasa tidak
langsung, untuk menunjukkan sesuatu. Dari uraian tersebut (pendapat Talcott
Parson) dapat terlihat pada desa-desa yang masih murni masyarakatnya tanpa
pengaruh dari luar.
Ø Tetapi
sebenarnya di dalam masyarakat pedesaan kita ini mengenal bermacam macam
gejala, diantaranya sebagai berikut [4]:
a. Konflik (pertengkaran). Pertengkaran
terjadi biasanya berkisar pada masalah sehari-hari rumah tangga dan sering
menjalar keluar rumah tangga.Sedang sumber banyak pertengkaran itu rupa-rupanya
berkisar pada masalah kedudukan dan gengsi, perkawinan, dsb.
b. Kontroversi (pertentangan) Pertentangan
ini bisa disebabkan oleh perubahan konsep-konsep kebudayaan (adat-istiadat),
psikologi atau dalam hubungannya dengan guna-guna (black magic).
c. Kompetisi (persiapan) Masyarakat
Pedesaan adalah manusia yang mempunyai sifat-sifat sebagai manusia biasa dan
mempunyai saingan dengan manifestasi sebagai sifat ini. Oleh karena itu maka
wujud persaingan itu bisa positif dan bisa negatif.
d. Kegiatan pada Masyarakat Pedesaan. Masyarakat
pedesaan mempunyai penilaian yang tinggi terhadap mereka yang dapat bekerja
keras tanpa bantuan orang lain, jadi jelas bahwa masyarakat pedesaan bukanlah
masyarakat yang senang diam-diam tanpa aktivitas.
Sumber: http://id.shvoong.com/social-sciences/sociology/2241970-pengertian-sosiologi-pedesaan/#ixzz2QcESo6d0
3 komentar:
sangat lengkap artikelnya
gk perlu lagi liat diblog lain, sudah lengkap diblog ini :)
Wah, materinya ilmiah sekali, sangat membantu.
Posting Komentar