Kamis, 01 Juni 2017

Sociology FISIP UMRAH Goes To Mantang Island (Bag 2)

Pulau Mantang berada di perairan lepas Samudera Hindia. Masyarakat Mantang terkategori pada masyarakat solidaritas mekanik menjadikan lautan sebagai sumber daya utama dalam pemenuhan kebutuhan mereka. Tak mengherankan jika masyarakat Mantang menggantungkan hidupnya dari aktifitas perikanan tangkap. Pesona alam Pulau Mantang yang menarik dengan pantai pasir merahnya menjadikan Mantang sebagai salah satu destinasi wisata yang cukup dilirik oleh pelancong

==PRA==

Pesisir selalu punya pesona. Panorama dan keasrian alamnya menjadi daya tarik yang tak mudah dilupakan. Udara yang sejuk dan suasana yang masih asri terasa saat pertama kali kami membuka mata di pagi hari. Mentari pagi menyapa, cuaca di luar sana sangat cerah. Berbanding terbalik dengan cuaca saat pertama kali rombongan kami menginjakkan kaki di Pulau Mantang.

Pagi-pagi kami disuguhkan dengan beragam menu sarapan, seperti nasi lemak, gado-gado dan lontong. Semuanya maknyus. Namun kami masih belum bisa move on dari Ranga Asam Pedas semalam. Rasanya yang nikmat dan disuguhkan dengan cara yang unik (lihat gambar) menjadikan makan semalam sangat nikmat.

Ranga Asam Pedas

Sarapan di Desa Mantang Baru

Namun poin penting dari keberadaan kami di Pulau Mantang tentu bukan hanya untuk wisata kuliner, tapi ada hal yang jauh lebih penting yakni melakukan praktek metode Partisipatory Rural Appraisal sebagai bentuk rencana tindak lanjut dari pelatihan sebelum ini.

Oleh sebab itu, setelah menikmati sarapan pagi para peserta langsung turun ke spot-spot yang telah ditentukan untuk menemui masyarakat Desa Mantang Baru. Para peserta dibagi ke dalam 5 kelompok, masing-masing diminta untuk mengajak masyarakat memaksimalkan partisipasinya dalam pengumpulan data dan informasi.

Ada 9 kekuatan dari metode PRA ini, 1) memfokuskan pada masyarakat pedesaan. 2)memunculkan alternatif-alternatif untuk daerah-daerah marginal. 3)menggunakan pendekatan-pendekatan yang sensitif terhadap isu seperti gender, kebutuhan anak, kelestarian lingkungan. 4)Sistematisasi partisipasi masyarakat. 5) Menggunakan materi visual dan diskusi kelompok. 6)memungkinkan anggota masyarakat untuk berinteraksi. 7) multi sektoral. 8) multi organisasi. 9)Ditutup atau disimpulkan dengan Rencana Kegiatan Masyarakat.

Adapun alat PRA adalah Penelusuran Alur Sejarah Lokasi, penyusunan kalender musim, pemetaan, transek, Pembuatan Bagan Peringkat (Analisa Pilihan) dan Penyusunan Rencana Kegiatan.

Peserta ToT Menjadi Fasilitator bagi Masyarakat Desa Mantang Baru

Disinilah keseruan dari ToT PRA Sosiologi FISIP UMRAH. Peserta berinteraksi dengan masyarakat dan sekaligus dilatih untuk dapat menjadi fasilitator bagi masyarakat. Pengalaman ini diharapkan akan meningkatkan kompetensi lulusan Sosiologi FISIP UMRAH nantinya. (mrs)

Peserta ToT Menjadi Fasilitator bagi Masyarakat Desa Mantang Baru
Peserta ToT Menjadi Fasilitator bagi Masyarakat Desa Mantang Baru

Tidak ada komentar: