Kamis, 01 Juni 2017

Mengguasai Metode PRA Jadi Kompetensi Utama

ToT PRA Sosiologi FISIP UMRAH

Tanjungpinang, SosUmrah--Pemberdayaan masyarakat merupakan salah satu program pengembangan dan penguatan kemampuan masyarakat untuk terlibat dalam proses pembangunan.  Melalui pemberdayaan diharapkan masyarakat bisa mengambil keputusan secara independen dan mandiri. Penguatan sumberdaya manusia dalam hal daya pikir, sikap dan tindakan perlu dikembangkan guna meningkatkan kompetensi masyarakat secara lebih optimal sehingga melahirkan perubahan positif di masyarakat.

Menganalisis persoalan pembangunan yang ada di tingkat lokal, nasional hingga internasional dilakukan dengan perspektif Sosiologis. Masalah pembangunan di Indonesia tidak hanya disebabkan oleh kebijakan pembanggunan yang tidak memihak masyarakat, namun juga disebabkan oleh tingkat partisipatif masyarakat yang rendah dalam mendukung pembangunan. Oleh karena partisipasi masyarakat dalam mendukung pembangunan menjadi begitu penting, maka diperlukan sebuah pendekatan kepada masyarakat yang sangat sistematis, salah satunya adalah dengan metode Participatory Rural Appraisal (PRA).

“ Melakukan pemberdayaan masyarakat itu berarti membangun masyarakat, ada banyak metode yang bisa digunakan untuk itu salah satunya adalah PRA. Pendekatan dan metode ini memungkinkan masyarakat untuk bersama-sama menganalisis masalah mereka dalam rangka merumuskan perencanaan dan kebijakan,” Jelas coach Dr. Jendrius, M.Si  dosen Sosiologi Unand.

Melalui PRA, lanjut alumnus Universitas Malaya itu, diharapkan kebijakan pembangunan harus bottom up, jadi harus dipikirkan betul apakah kebijakan yang akan diambil sudah memihak masyarakat atau hanya segelongan. PRA dijadikan alternatif yang signifikan dalam perencanaan yang sentral dan pengembangan pengelolaan eksternal yang tidak mudah untuk dapat dilaksanakan. PRA efektif untuk mengelola dan mengontrol pembangunan secara berkesinambungan. Kunci utama dalam metode PRA adalah kegiatan/program pembangunan dirancang dan dilaksanakan sendiri oleh masyarakat setempat dengan bantuan fasilitator.

Kemampuan menganalisis kebutuhan Sosiologi merupakan bidang ilmu yang mengkaji tentang masyarakat. Persoalan-persoalan yang ada di dalam masyarakat menjadi kajian Sosiologi, mulai dari persesuaian (conformity), perilaku menyimpang (deviance) hingga dinamika masyarakat menjadi kajian seksi yang tak luput dibicarakan dalam bidang studi Sosiologi. Pembangunan sebagai isu sentral dalam kehidupan bermasyarakat juga menjadi poin penting yang dikaji dalam Sosiologi. Keberhasilan maupun kegagalan pembangunan tak luput dari perhatian para Sosiolog.

Berangkat dari pentingnya pemberdayaan masyarakat, menuntut calon sarjana Sosiologi untuk menguasai teknik atau metode PRA tersebut. Sebab, kemampuan PRA merupakan kompetensi utama yang harus dimiliki oleh mahasiswa Sosiologi UMRAH.

“ Calon sarjana Sosiologi FISIP UMRAH memang dipersiapkan untuk mampu mengidentifikasi kebutuhan masyarakat dengan menggunakan metode PRA untuk kemudian dilakukan pemberdayaan,” tutur Ketua Jurusan Sosiologi FISIP UMRAH, Marisa Elsera.

Mengingat pentingnya metode PRA dikuasai oleh calon Sosiolog, maka Jurusan Sosiologi FISIP UMRAH mengadakan pelatihan PRA yang diikuti oleh 50 orang mahasiswa Jurusan Sosiologi FISIP UMRAH. Pelatihan dilaksanakan di gedung Dekanat Fisip selama 6 hari (21-23 Mei 2017) dan dilanjutkan dengan kegiatan praktek langsung ke masyarakat Pulau Penyengat (24-26 Mei 2017).

Pelatihan ini sangat bermanfaat untuk mahasiswa Sosiologi. Sebab, labornya Sosiolog itu adalah masyarakat. Jadi calon Sosiolog tentu harus terbiasa berhubungan dengan masyarakat. Terlebih lagi metode PRA penting untuk dikuasai oleh mereka agar ketika turun ke lapangan mereka bisa mempraktekkan metode ini dan bisa menganalisis persoalan yang ada di masyarakat hingga ke akar rumput. Manfaatnya bukan hanya untuk mahasiswa saja tapi juga masyarakat.

“Kemampuan melakukan teknik PRA dapat bermanfaat untuk mengidentifikasi persoalan di masyarakat sekaligus memberikan masukan kepada pemerintah dalam mengambil kebijakan sehingga kebijakan yang diambil benar-benar dibutuhkan oleh masyarakat,” ,” ujar Ketua Pelaksana Kegiatan PRA Jurusan Sosiologi, Emmy Solina, M.Si.

Menganalisis persoalan pembangunan yang ada di tingkat lokal, nasional hingga internasional dilakukan dengan perspektif Sosiologis. Masalah pembangunan di Indonesia tidak hanya disebabkan oleh kebijakan pembanggunan yang tidak memihak masyarakat, namun juga disebabkan oleh tingkat partisipatif masyarakat yang rendah dalam mendukung pembangunan. Oleh karena partisipasi masyarakat dalam mendukung pembangunan menjadi begitu penting, maka diperlukan sebuah pendekatan kepada masyarakat yang sangat sistematis, salah satunya adalah dengan metode PRA. (Mrs)

Tidak ada komentar: