Tidak sebandingnya lapangan
pekerjaan dengan ketersediaan tenaga kerja di Indonesia menyebabkan banyak
pengangguran. Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat hingga tahun 2015 ada 7,45
juta pengangguran yang ada di Indonesia. Para pencari kerja itu tidak hanya
berasal dari pencari kerja terlatih dan tidak terdidik saja tapi juga mereka
yang tergolong pada pencari kerja terdidik. Kondisi ini diperparah dengan
semakin lemahnya pertumbuhan ekonomi di Indonesia.
Guna menghindari lonjakan
pengangguran yang ada di Indonesia, maka dituntut kebijakan pemerintah yang pro
rakyat dan juga peningkatan mutu SDM. Tak hanya itu, Indonesia juga perlu
menumbuhkan minat berwirausaha generasi muda. Jadi, para pengangguran tidak
lagi berorientasi pada mencari kerja namun bergeser pada orientasi menciptakan
lapangan kerja. Pemikiran itu mendasari Jurusan Sosiologi FISIP UMRAH untuk
melaksanakan Coaching Clinic Kewirausahaan Berbasis Mahasiswa (CCCKBM) UMRAH
yang dilaksanakan pada 3-4 September 2015.
“ Mahasiswa harus berpikiran maju
kedepan, tidak boleh takut keluar dari zona nyaman. Menunggu pekerjaan selepas
lulus nanti bukan satu-satunya pilihan. Mesti berani untuk berwirausaha,” tutur
Ketua Pelaksana CCKBM UMRAH Emmy Solina.
Ditambahkan Emmy, universitas-universitas terkemuka di dunia
sudah berorientasi pada mencetak lulusan yang mampu berwirausaha. Berbagai
teori pembangunan menjelaskan bahwa Negara yang maju ditandai dengan tingginya
angka wirausahanya. Oleh sebab itu, penting untuk membangun generasi muda yang
berani dan siap berwirausaha tak terkecuali untuk lulusan UMRAH.
Dalam kegiatan CCKBM UMRAH ini
mengundang CEO Cinderella From Indonesia, Lusi Efriani dan CEO Kaos Kacel,
Budi. Kegiatan ini tidak hanya berupa pelatihan kewirausahaan saja, tapi juga
ada kompetisi bisniss plan. Mahasiswa diberi kesempatan untuk bersaing
mendapatkan modal usaha yang disediakan Jurusan Sosiologi UMRAH.
“ Ini kegiatan yang positif.
Kegiatan seperti ini harus digalakkan oleh semua kampus. Mahasiswa dituntut
untuk merencanakan bisnis sebagai langkah awal dalam menjalankan bisnis. Biasanya
terdiri dari apa yang kita lakukan, kapan dan bagaimana cara lebih jelas
mengenai tipe bisnis yang akan dirintis, produk atau jasa apa yang ditawarkan
dan siapa yang akan menjadi pelanggan,” jelas Budi Kacel.
Senada dengan Budi, penerima
program International Visitor Leadership Programme Economic Develompment itu
mengharapkan mahasiswa tidak lagi hanya akan menjadi pekerja, namun dapat menciptakan
lapangan pekerjaan sendiri baik saat kelulusan nanti. Dengan demikian, melatih
jiwa kewirausahaan menjadi penting dimulai saat masih duduk di bangku kuliah
dengan merintis berbagai usaha kecil.
“ Tidak ada yang tidak mungkin
jika ada niat. Gagal, bangkit lagi. Gagal, bangkit lagi. Pantang menyerah,”
tutur perintis rumah belajar dan rumah singgah Cinderella from Indonesia Centre
(CFIC) itu.
Dalam kompetisi bisnis plan ini,
juara 1 diraih oleh mahasiswa Sosiologi UMRAH, Suleman dengan bisnis budidaya
lele. Sementara juara 2 di raih oleh tim Yusuf Arrahman dengan produk rempeyek
petai. (Mrs)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar