Kelompok
|
Tema
|
Subtema
|
1
|
1.
Kegunaan Sosiologi
Hukum
|
a. pada taraf organisasi dalam
masyarakat.
b.Pada taraf golongan dalam masyarakat
c.Pada taraf individuil
|
2
|
Pengaruh Hukum dalam
Masyarakat
|
a. Pengaruh hukum terhadap masyarakat
b. Pengaruh
masyarakat terhadap hukum
|
3
|
Hukum
dalam Pandangan Durkheim
|
a.
Solidaritas mekanik
b.
Solidaritas organik
|
4
|
Hukum
dalam pandangan Marx
|
|
5
|
Hukum
dalam pandangan Struktural Fungsional
|
|
6
|
Kesadaran
Hukum
|
a. kesadaran
hukum masyarakat
b. Peranan
kesadaran hukum dalam penyelesaian perkara dipengadilan
c. bantuan
hukum
|
7
|
Pembangkangan
Terhadap Hukum
|
a. Budaya berbeda
b.Sanksi hukum yang lemah
c. Mafia Peradilan
d. Hukum yang
bertentangan
|
8
|
Hukuman
|
a. Pengertian Hukuman
b. Tujuan pemberian
hukuman
c. Hukuman bagi kriminal
dan pelanggaran
|
Selasa, 29 Maret 2016
Tugas Kelompok Sosiologi Hukum
Selasa, 26 Januari 2016
Lebih Dekat Pada Masyarakat melalui Pelatihan PRA
Sosiologi merupakan bidang ilmu
yang mengkaji tentang masyarakat. Persoalan-persoalan yang ada di dalam
masyarakat menjadi kajian Sosiologi, mulai dari persesuaian (conformity),
perilaku menyimpang (deviance) hingga dinamika masyarakat menjadi kajian seksi
yang tak luput dibicarakan dalam bidang studi Sosiologi. Pembangunan sebagai
isu sentral dalam kehidupan bermasyarakat juga menjadi poin penting yang dikaji
dalam Sosiologi. Keberhasilan maupun kegagalan pembangunan tak luput dari
perhatian para Sosiolog.
Menganalisis persoalan
pembangunan yang ada di tingkat lokal, nasional hingga internasional dilakukan
dengan perspektif Sosiologis. Masalah pembangunan di Indonesia tidak hanya
disebabkan oleh kebijakan pembanggunan yang tidak memihak masyarakat, namun
juga disebabkan oleh tingkat partisipatif masyarakat yang rendah dalam
mendukung pembangunan. Oleh karena partisipasi masyarakat dalam mendukung
pembangunan menjadi begitu penting, maka diperlukan sebuah pendekatan kepada
masyarakat yang sangat sistematis, salah satunya adalah dengan metode Participatory
Rural Appraisal (PRA).
Mengingat pentingnya metode PRA
dikuasai oleh calon Sosiolog, maka Jurusan Sosiologi FISIP UMRAH mengadakan
pelatihan PRA yang diikuti oleh 50 orang mahasiswa Jurusan Sosiologi FISIP
UMRAH. Pelatihan dilaksanakan di gedung Dekanat Fisip selama 3 hari (15-17/9/15)
dan dilanjutkan dengan kegiatan praktek langsung ke masyarakat Pulau Penyengat
(18/9/15).
“ Pelatihan ini sangat bermanfaat
untuk mahasiswa Sosiologi. Sebab, labornya Sosiolog itu adalah masyarakat. Jadi
calon Sosiolog tentu harus terbiasa berhubungan dengan masyarakat. Terlebih
lagi metode PRA penting untuk dikuasai oleh mereka agar ketika turun ke
lapangan mereka bisa mempraktekkan metode ini dan bisa menganalisis persoalan
yang ada di masyarakat hingga ke akar rumput. Manfaatnya bukan hanya untuk
mahasiswa saja tapi juga masyarakat,” ujar Ketua Pelaksana Kegiatan PRA Jurusan
Sosiologi, Marisa Elsera.
Senada dengan Marisa, Trainer
dalam pelatihan PRA, Dr.Jendrius,M.Si menjelaskan bahwa metode PRA dapat
bermanfaat untuk mengidentifikasi persoalan di masyarakat sekaligus memberikan
masukan kepada pemerintah dalam mengambil kebijakan sehingga kebijakan yang
diambil benar-benar dibutuhkan oleh masyarakat.
“ toh idealnya kebijakan itu
harus bottom up, jadi harus dipikirkan betul apakah kebijakan yang akan diambil
sudah memihak masyarakat atau hanya segelongan aja,” tutur Dosen Pascasarjana
Sosiologi Unand itu.
Alumnus Universitas Malaya itu
menjelaskan bahwa PRA dijadikan alternatif yang signifikan dalam perencanaan
yang sentral dan pengembangan pengelolaan eksternal yang tidak mudah untuk
dapat dilaksanakan. PRA efektif untuk mengelola dan mengontrol pembangunan
secara berkesinambungan. Kunci utama dalam metode PRA adalah kegiatan/program
pembangunan dirancang dan dilaksanakan sendiri oleh masyarakat setempat dengan
bantuan fasilitator. (Mrs)
Ajarkan Mahasiswa Berwirausaha sedari Kini
Tidak sebandingnya lapangan
pekerjaan dengan ketersediaan tenaga kerja di Indonesia menyebabkan banyak
pengangguran. Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat hingga tahun 2015 ada 7,45
juta pengangguran yang ada di Indonesia. Para pencari kerja itu tidak hanya
berasal dari pencari kerja terlatih dan tidak terdidik saja tapi juga mereka
yang tergolong pada pencari kerja terdidik. Kondisi ini diperparah dengan
semakin lemahnya pertumbuhan ekonomi di Indonesia.
Guna menghindari lonjakan
pengangguran yang ada di Indonesia, maka dituntut kebijakan pemerintah yang pro
rakyat dan juga peningkatan mutu SDM. Tak hanya itu, Indonesia juga perlu
menumbuhkan minat berwirausaha generasi muda. Jadi, para pengangguran tidak
lagi berorientasi pada mencari kerja namun bergeser pada orientasi menciptakan
lapangan kerja. Pemikiran itu mendasari Jurusan Sosiologi FISIP UMRAH untuk
melaksanakan Coaching Clinic Kewirausahaan Berbasis Mahasiswa (CCCKBM) UMRAH
yang dilaksanakan pada 3-4 September 2015.
“ Mahasiswa harus berpikiran maju
kedepan, tidak boleh takut keluar dari zona nyaman. Menunggu pekerjaan selepas
lulus nanti bukan satu-satunya pilihan. Mesti berani untuk berwirausaha,” tutur
Ketua Pelaksana CCKBM UMRAH Emmy Solina.
Ditambahkan Emmy, universitas-universitas terkemuka di dunia
sudah berorientasi pada mencetak lulusan yang mampu berwirausaha. Berbagai
teori pembangunan menjelaskan bahwa Negara yang maju ditandai dengan tingginya
angka wirausahanya. Oleh sebab itu, penting untuk membangun generasi muda yang
berani dan siap berwirausaha tak terkecuali untuk lulusan UMRAH.
Dalam kegiatan CCKBM UMRAH ini
mengundang CEO Cinderella From Indonesia, Lusi Efriani dan CEO Kaos Kacel,
Budi. Kegiatan ini tidak hanya berupa pelatihan kewirausahaan saja, tapi juga
ada kompetisi bisniss plan. Mahasiswa diberi kesempatan untuk bersaing
mendapatkan modal usaha yang disediakan Jurusan Sosiologi UMRAH.
“ Ini kegiatan yang positif.
Kegiatan seperti ini harus digalakkan oleh semua kampus. Mahasiswa dituntut
untuk merencanakan bisnis sebagai langkah awal dalam menjalankan bisnis. Biasanya
terdiri dari apa yang kita lakukan, kapan dan bagaimana cara lebih jelas
mengenai tipe bisnis yang akan dirintis, produk atau jasa apa yang ditawarkan
dan siapa yang akan menjadi pelanggan,” jelas Budi Kacel.
Senada dengan Budi, penerima
program International Visitor Leadership Programme Economic Develompment itu
mengharapkan mahasiswa tidak lagi hanya akan menjadi pekerja, namun dapat menciptakan
lapangan pekerjaan sendiri baik saat kelulusan nanti. Dengan demikian, melatih
jiwa kewirausahaan menjadi penting dimulai saat masih duduk di bangku kuliah
dengan merintis berbagai usaha kecil.
“ Tidak ada yang tidak mungkin
jika ada niat. Gagal, bangkit lagi. Gagal, bangkit lagi. Pantang menyerah,”
tutur perintis rumah belajar dan rumah singgah Cinderella from Indonesia Centre
(CFIC) itu.
Dalam kompetisi bisnis plan ini,
juara 1 diraih oleh mahasiswa Sosiologi UMRAH, Suleman dengan bisnis budidaya
lele. Sementara juara 2 di raih oleh tim Yusuf Arrahman dengan produk rempeyek
petai. (Mrs)
Langganan:
Postingan (Atom)